Dua raksasa Spanyol diperkirakan bakal berjibaku di final Liga Champions tahun ini. Berikut ulasan Stefan Coerts dari GOAL.com tentang tersingkirnya Barcelona dan Real Madrid.
Di awal kompetisi Liga Champions 2011-12, ada dua tim yang dinilai banyak pihak sebagai kandidat favorit menuju partai puncak: sang juara bertahan Barcelona dan rival mereka Real Madrid. Skuad Catalan berupaya menjadi tim pertama setelah AC Milan di tahun 1990 yang berhasil mempertahankan mahkota Eropa mereka, sementara kubu Los Blancos mengincar trofi Liga Champions ke-10 mereka.
Kedua tim tampil meyakinkan sesuai ekspektasi di babak penyisihan grup, di mana Madrid lolos ke fase gugur dengan catatan sempurna, sedangkan Blaugrana hanya kehilangan dua angka ketika menghadapi Milan.
Babak 16 besar juga tidak menyuguhkan masalah besar bagi kedua klub La Liga Spanyol, dan sepertinya final antara duo Spanyol akan terwujud ketika, tidak seperti tahun lalu, Barca dan Madrid terpisah di laga perempat-final dan semi-final.
Namun, kedua tim menghadapi tantangan yang terduga pada putaran empat besar ketika Barcelona takluk 1-0 di leg pertama oleh Chelsea, sedangkan Bayern Munich memukul Madrid 2-1 di Jerman. Terlepas dari hasil itu, para pengamat cukup yakin keduanya akan memutarbalikkan kekalahan untuk tampil di babak final di Munich, 19 Mei mendatang.
Tapi mereka salah.
Kejayaan Jerman | Schweinsteiger melakukan selebrasi usai mengakhiri impian Real Madrid di Liga Champions
Selasa lalu, Chelsea menampilkan semangat juang luar biasa untuk mengakhiri ambisi Barcelona di Liga Champions kendati dipaksa bermain dengan 10 pemain dan tertinggal dua gol lebih dulu di Camp Nou. Keesokan harinya, Bayern mengejutkan Madrid di Santiago Bernabeu berkat ketenangan mereka kala melakoni adu penalti, setelah nyaris pulang lebih dulu menyusul dua gol Los Blancos di awal laga.
Tersingkirnya kedua tim favorit mengejutkan sebagian besar penggemar sepakbola, meski begitu akan mendapat persetujuan dari kubu netral.
Mengingat lima dari delapan semi-finalis Liga Champions dan Liga Europa berasal dari La Liga, Spanyol sepertinya berhasil melebarkan dominasi mereka di tingkat internasional ke tingkat klub. Akan tetapi, hasil pekan ini membuktikan bahwa liga-liga besar dari negara lain juga masih menjanjikan, dan sepakbola tetaplah salah satu olahraga paling tak terduga dan menegangkan.
KARTUN HARI INI | |
Platini kebingungan: Presiden UEFA bingung mendekorasi ulang trofi Liga Champions |
Namun, dominasi Barcelona serta kebangkitan Real Madrid agaknya cukup mempersulit pekerjaan supremo asal Prancis itu. Akan tetapi, perkembangan pada tiga hari terakhir sepertinya akan membuat Platini senang.
Kedua laga semi-final bisa saja berakhir lain, tapi fakta bahwa Chelsea dan Bayern yang berhasil merebut tiket final alih-alih skenario Clasico di Munich membuktikan bahwa perwakilan Spanyol tidak memiliki keunggulan yang jauh melebihi kompetitor mereka di Eropa seperti yang tertulis di atas kertas.
Meskipun final Clasico dinilai akan menjadi 'Pertandingan Abad Ini' oleh mayoritas penggemar sepakbola, tersingkirnya Barca dan Madrid secara tidak terduga menunjukkan bahwa Liga Champions masih merupakan turnamen yang kompetitif, dan bukan sekadar ajang lain bagi dua musuh terbesar di Spanyol meluaskan persaingan mereka. Dan hal ini bagus untuk sepakbola.
No comments:
Post a Comment